Senin, 15 Februari 2010

Kata Mutiara

“…Aku Melihat Orang-orang Tertawa Bahagia Menyaksikan kelahiran Mu,
Maka Buatlah Mereka Menagis Tersedu-sedu merasa kehilangan Ketika Kematianmu…”
( mahatma Ghandhi )


Demikianlah kata mutiara yang keluar dari mulut orang yang paling berjasa di negri bolliwood. Mungkin diantara kita masih ada yang bingung bagaimana memahami kata mutiara yang menjadi judul pada tulisan ini. Dengan segala keterbatasan yang saya miliki, mencoba untuk memahami maksud dari kata mutiara tersebut.
Sejak dari kecil, orang tua saya selalu mengajarkan saya agar kelak menjadi orang yang bisa memberikan manfaat bagi sesama tentunya bermanfaat dalam hal kebaikan. Atas dasar hadis Rasulullah Saw ; “ sebaik-baiknya manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi sesama ”. Islam agama yang paling mulia mengajarkan kepada setiap pemeluknya hal-hal yang bisa membuat pemeluknya mulia dihadapan Tuhannya dan manusia disekitarnya. Sebenarnya banyak hal yang bisa mengangkat derajad manusia menjadi mulia tapi bodohnya kebanyakan manusia tidak bisa memanfaatkan bahkan tidak mau untuk memanfaatkan hal tersebut. Salah satu hal yang bisa mengantarkan manusia menjadi sebaik-baiknya manusia adalah menjadi orang yang mau saling membantu terhadap sesama, yang bisa menciptakan sejarah yang bermanfaat sehinnga akan selalu dikenang oleh manusia disekelilingnya. Banyak tokoh yang berasal dari kalangan orang- orang biasa yang menjadi terkenal di dunia ini karena beliau-beliau berhasil menciptakan hal yang bermanfaat bagi hajat hidup manusia.
Sebagai contoh, sang suri tauladan terbaik di dunia dan sang pencipta sejarah terbaik sepanjang zaman yakni nabi Muhammad saw. Kelahiran beliau menjadi kebahagiaan orang-orang disekitar beliau terutama kalangan suku Qurays. Mereka merasa bangga mempunyai keturunan yang sudah diramalkan akan menjadi orang besar di negri Arab kala itu. Kita semua tahu peranan beliau dalam merubah peradaban manusia jahiliyah pada masa itu. Beliau berhasil ( dengan izin Allah) menyelamatkan manusia pada masa itu dari kebodohan yang bisa mencelakakan mereka dengan perbuatan mereka padahal sesungguhnya mereka itu bukan orang-orang yang bodoh dan setiap hal yang diajarkan dan dilakukan beliau itu menjadi hal yang bermanfaat bagi orang-orang disekeliling beliau kala itu bahkan sampai saat sekarang ini. Ketika beliau wafat, dunia ini merasa kehilangan. Langit, bumi dan semua mahkluk Allah menangis karena kehilangan manusia terbaik yang pernah Allah ciptakan. Tidak ada yang bisa melupakan dan memungkiri jasa-jasa beliau.
Dan pada alinea ke empat ini saya mencoba memahami maksud dari kata mutiara yang menjadi judul pada tulisan ini. Kalau orang-orang bahagia dengan kelahiran kita apakah kita rela ketika kita meniggal orang-orang juga bahagia dengan kematian kita. Apakah suatu hal yang diinginkan manusia ketika ia meninggal orang-orang disekitarnya pada bahagia?? Kalau itu terjadi, pasti ada satu hal pada diri kita atau ada perbuatan kita yang mengganggu orang-orang itu sehinga mereka merasa tenang dan bahagia saat kita meninngal, karena tidak ada lagi yang mengusik ketentraman mereka akibat kelakuan kita. Lain halnya dengan orang-orang yang bisa memberikan kenyamanan, bisa mempersembahkan yang terbaik bagi orang-orang disekitarnya, bisa mempersembahkan hal yang bermanfaat dan bisa selalu dikenang menjadi sebuah sejarah bagi orang-orang yang merasakan manfaat dari apa yang dilakukan selama masa hidupnya di masyarakat sehingga menjadi sejarah yang tak terlupakan bagi orang-orang disekitarnya. Sehingga ketika iameninggal banyak sekali orang-orang yang sedih merasa kehilangan orang seperti itu. Intinya adalah bagaimana kehidupan kita selama ini bisa dikenang sebagai sejarah yang takkan terlupakan bagi orang-orang disekitar kita.
Menjadi orang yang bermanfaat lebih mudah ketimbang buang air di dalam celanan. Asal kita mau melakukannya. Banyak cara yang bisa megantarkan kita menjadi orang yang bermanfaat. Islam tidak mengajarkan kepada pemeluknya untuk hidup bahagia sendiri sehingga tidak memperdulikan keadaan orang-orang disekitarnya. Ketika kita makan dengan lahap apa kita pernah sadar ada tetangga kita yang tidak mampu untuk makan?ketika semua kebutuhan hidup kita dapat terpenuhi dengan mudahnya apakah pernah kita sadari ada tetangga kita yang tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya? Sungguh malang manusia yang tidak pernah memperdulikan saudaranya.
IRPAJA dalam rangka menggalang perubahan mencoba mengumpulkan dan mengajak pemuda-pemudi Parakan Jati yang mau mengabdikan separuh hidupnya untuk islam dan masyarakat Parakan Jati. Bersama kita menciptakan sejarah baru di kampung kita. Bersama kita menjadi manusia yang bermanfaat dengan memberikan ilmu, pengalaman dan semangat kemauan yang kita punya untuk tatanan hidup yang lebih baik lagi di kampung kita. Jangan pernah takut kekurangan akan kebutuhan hidup kita selama mengabdi, berjuang untuk islam dan masyarakat. Allah telah menjajikan bagi hamba-Nya yang mau berjuang untuk islam dan berbuat baik kepada sesama. Berjuang tidak hanya dengan mengangkat senjata, berdiri di garis depan peperangan melawan musuh-musuh islam, melakukan bom bunuh diri dan cara-cara ekstrem lainnya. Yang dibutuhkan di kampung ini adalah bagaimana caranya menjadikan masyarakat kampung ini menjadi masyarakat yang islami, yang melakukan setiap aktifitasnya berdasarkan nilai-nilai keislaman yang telah diajarkan nabi Muhammad saw agar kampung ini selalu dihiasi dengan keberkahan dan ridho Allah SWT. IRPAJA diharapkan bisa mencetak kader-kader muda islam yang peduli terhadap sesama dan tangguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman, yang kuat menahan pergaulan bebas lewat arus kebobrokan dari westernisasi dan globalisasi yang saat ini menjadi tren di kalangan pemuda INDONESIA yang bisa menjauhkan kaum muda dari agamanya. Seenggaknya pemuda-pemudi Parakan Jati ini bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak bermanfaat.


“ Bergerak, berjuang bersama IRPAJA untuk Parakan Jati yang lebih baik “

Tidak ada komentar:

Posting Komentar